• Jelajahi

    Copyright © Teras Indonesia News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    GNTV INDONESIA

    Iklan

    Logo

    Manajemen SPBU Lintang Batang Klarifikasi Insiden: Murni Kecelakaan Teknis, Bukan Perebutan Solar Subsidi

    Teras Indonesia News
    Dibaca: ...
    Last Updated 2025-10-10T15:32:13Z


    PONTIANAK, TERAS INDONESIA NEWS||
    Manajemen SPBU Lintang Batang yang berlokasi di Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, memberikan klarifikasi resmi terkait insiden truk yang menabrak dispenser bahan bakar pada Kamis malam (9/10/2025). Peristiwa tersebut sempat viral di media sosial dan memunculkan berbagai spekulasi publik yang menuding adanya praktik rebutan solar subsidi di lokasi kejadian.


    Dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Manajer SPBU Lintang Batang, Kusnadi, menegaskan bahwa kejadian tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan praktik mafia migas atau perebutan solar subsidi, melainkan murni kecelakaan teknis akibat kelalaian pengemudi saat proses pengisian bahan bakar berlangsung.


    Kejadian itu terjadi di luar jam operasional normal SPBU. Saat itu operator sedang melayani pengisian Dexlite, bukan solar subsidi. Sopir truk mengira selang pengisian sudah dilepas dari nozzle. Ketika kendaraan bergerak, selang tertarik dan menyebabkan dispenser Dexlite tumbang hingga menimpa dispenser Pertamax di sebelahnya,”ujar Kusnadi, Manajer SPBU Lintang Batang.


    Kusnadi menjelaskan bahwa SPBU Lintang Batang beroperasi secara resmi dari pukul 07.00 hingga 23.00 WIB, dan seluruh aktivitas penyaluran BBM terpantau langsung oleh Pertamina melalui sistem Nozzle Monitoring System. Sistem digital ini mencatat seluruh transaksi secara otomatis ke pusat data Pertamina, sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya penyimpangan distribusi tanpa terdeteksi.


    Akibat insiden tersebut, dua unit dispenser mengalami kerusakan cukup berat. Namun, perbaikan telah segera dilakukan agar pelayanan kepada masyarakat dapat kembali normal. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, dan sejak awal peristiwa, area pengisian langsung diamankan oleh petugas SPBU untuk mencegah risiko lanjutan.


    Menariknya, dari hasil pemeriksaan teknis, diketahui bahwa dispenser SPBU dilengkapi selang anti-putus (breakaway system) yang berfungsi agar selang tidak terlepas dari nozzle saat tertarik. Namun, karena daya tarik kendaraan cukup kuat, sistem pengaman tersebut justru menyebabkan baut pengikat mesin dispenser terlepas dan membuat unit roboh.


    Kalau benar ditabrak mobil, seharusnya mesin dispenser hancur total. Tapi faktanya, hanya baut pengikat yang copot karena tertarik selang. Di bawah mesin SPBU sendiri terdapat beton dan rangka besi pengaman, sehingga mustahil mesin roboh akibat benturan keras,”jelas Kusnadi menambahkan.


    Sebelumnya, video berdurasi 29 detik yang beredar di berbagai platform memperlihatkan dispenser SPBU roboh usai truk bermuatan besar bergerak meninggalkan area pengisian. Narasi yang menyertai video itu menyebutkan adanya “rebutan solar subsidi” antara sopir truk dan oknum pengecer, yang memicu persepsi publik bahwa lokasi tersebut menjadi “sarang mafia migas subsidi”.


    Manajemen SPBU Lintang Batang membantah keras tudingan tersebut dan menilai isu yang beredar merupakan informasi menyesatkan yang berpotensi merugikan reputasi lembaga.


    Kami sangat menyayangkan adanya pemberitaan dan unggahan yang tidak sesuai fakta. Kami terbuka terhadap pengawasan publik, tapi informasi yang beredar seharusnya diverifikasi terlebih dahulu agar tidak menimbulkan keresahan dan fitnah,”ujar Kusnadi.


    Pihak SPBU juga menegaskan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan aparat kepolisian setempat. Laporan resmi dan rekaman CCTV area pengisian telah diserahkan untuk memastikan transparansi. Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan indikasi pelanggaran hukum maupun aktivitas penyalahgunaan BBM bersubsidi di lokasi tersebut.


    Insiden ini menjadi pembelajaran penting bagi seluruh pengelola SPBU di Kalimantan Barat agar terus memperkuat standar keselamatan kerja (K3) dan pengawasan area pengisian bahan bakar. Dalam waktu yang sama, masyarakat juga diimbau untuk tidak langsung menyimpulkan suatu peristiwa tanpa klarifikasi resmi.


    Publik Kalimantan Barat memang tengah menyoroti isu penyalahgunaan solar subsidi serta dugaan keterlibatan jaringan ilegal dalam distribusi BBM. Namun, dalam kasus ini, klarifikasi dan bukti lapangan menunjukkan bahwa kejadian di SPBU Lintang Batang sepenuhnya bersifat teknis dan bukan praktik ilegal.


    Kami berkomitmen menjaga integritas operasional dan transparansi. SPBU ini bukan tempat permainan BBM bersubsidi. Kami siap diaudit kapan saja oleh pihak berwenang,”tegas Kusnadi.

     

    Manajemen SPBU Lintang Batang berharap klarifikasi ini dapat meredam isu liar yang berkembang di masyarakat. Pihaknya juga mengajak rekan-rekan media, warganet, serta masyarakat luas untuk mengutamakan prinsip verifikasi dan keseimbangan informasi (cover both sides) sebelum menyebarkan berita ke ruang publik.


    Sebagai tindak lanjut, SPBU bersama Pertamina dan aparat terkait akan:

    1. Meningkatkan pelatihan keselamatan kerja (safety training) bagi seluruh operator.
    2. Meninjau ulang SOP pengisian bahan bakar agar lebih ketat dan efisien.
    3. Memperkuat koordinasi dengan aparat keamanan dan Pertamina untuk memastikan area SPBU steril dari aktivitas mencurigakan.


    Keselamatan, transparansi, dan pelayanan publik adalah prioritas kami. Kejadian ini menjadi pengingat agar semua pihak lebih berhati-hati dan tidak mudah terseret oleh opini tanpa dasar,”

     

    Selang SPBU menggunakan sistem anti-putus (breakaway), sehingga jika tertarik, tidak menyebabkan kebocoran BBM, melainkan melepaskan baut pengikat mesin dispenser.

    Konstruksi bawah dispenser dilengkapi beton padat dan rangka besi pengaman, sehingga bila benar terjadi tabrakan keras, mesin justru akan hancur, bukan sekadar roboh.


    Sumber: Manajer SPBU Lintang Batang

    Jurnalis/Publis: Roy Runtu

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini