TERAS INDONESIA KETAPANG || Politeknik Negeri Ketapang (Politap) menggelar Sidang Terbuka Senat dalam rangka Wisuda ke-15 program Diploma III & Sarjana Terapan pada Sabtu (27/09/2025). Acara berlangsung khidmat di Aula Borneo Emerald Hotel, Ketapang, dengan dihadiri civitas akademika, orang tua wisudawan, serta tamu undangan.
Sebanyak 382 mahasiswa resmi dilantik sebagai lulusan dari delapan program studi, yaitu: Pemeliharaan Mesin, Teknologi Pertambangan, Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan, Teknologi Informasi, Teknologi Listrik, Teknologi Hasil Perkebunan, Agroindustri, serta Teknologi Produksi Tanaman Hasil Perkebunan.
Direktur Politap, Irianto, SP, S.ST., M.MA., dalam sambutannya menyampaikan bahwa wisuda ini merupakan awal dari perjalanan baru bagi para lulusan.
Ilmu yang telah diraih hendaknya menjadi bekal berharga untuk melangkah ke masa depan, mengukir prestasi, dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” ungkapnya.
Wisuda ke-15 ini bukan hanya menjadi ajang pelepasan akademik, tetapi juga menyimpan rasa haru mendalam. Ada kebanggaan yang membuncah, namun juga terselip perasaan pedih karena inilah titik akhir kebersamaan dalam status mahasiswa.
Di hari yang sama, selepas prosesi wisuda, suasana penuh keakraban terasa dalam pesta perpisahan Program Studi Teknik Mesin Angkatan 15. Acara yang digelar di Gedung Kuliah Lama Politap ini menjadi penutup perjalanan panjang penuh perjuangan, sekaligus awal langkah baru bagi para lulusan.
Mengusung tema “Sebuah penutup manis untuk babak yang telah dilewati”, pesta ini menghadirkan seluruh mahasiswa Teknik Mesin, wisudawan, serta tamu undangan. Balutan dress code serba hitam menambah nuansa kompak dan elegan, seakan menegaskan identitas kuat Teknik Mesin.
Bukan sekadar perpisahan, agenda ini adalah selebrasi kebersamaan, perjuangan, dan persaudaraan yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Suasana penuh haru itu semakin menyentuh ketika salah satu wisudawan, Tomi Alfiansah, menyampaikan pesan dan kesannya:
Ada rasa sesak di dada yang sulit digambarkan. Bahagia karena akhirnya bisa memakai toga ini, tapi juga pedih karena inilah terakhir kalinya kita berkumpul dengan status yang sama. Tidak akan ada lagi kepanikan menjelang sidang tugas akhir, tidak ada lagi tawa riang di kantin tempat kita biasa melepas penat. Semua itu kini tinggal kenangan, meski akan selalu hidup dalam hati. Terima kasih kepada teman-teman Teknik Mesin Angkatan 15, setiap detik kebersamaan kita adalah momen terindah dalam hidupku.
Pesta perpisahan ini menegaskan bahwa meski masa kuliah telah usai, solidaritas Teknik Mesin Politap Angkatan 15 tetap abadi. “Solidarity Forever” bukan sekadar jargon, tetapi semangat yang akan terus melekat dalam setiap langkah alumni saat memasuki dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat.
Jurnalis/Publis: Den


