TerasIndonesiaNews.com — PONTIANAK 12 November 2025
Nama Sunandar, SE bukanlah sosok asing bagi masyarakat Kalimantan Barat, terutama di kalangan warga Madura dan komunitas lintas etnis di provinsi ini. Pria kelahiran Sambas, tahun 1974 ini dikenal sebagai figur yang rendah hati, tegas, serta memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan visioner.
Sebagai Ketua Ikatan Keluarga Madura (IKAMA) Kalimantan Barat, Sunandar berhasil membawa warna baru dalam pola kepemimpinan organisasi berbasis kekerabatan. Dalam kesehariannya, ia dikenal tidak membeda-bedakan status sosial, golongan, maupun latar belakang etnis, sehingga mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh lapisan masyarakat.
Kiprahnya tidak berhenti di lingkungan IKAMA saja. Sunandar juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan dan lintas etnis. Ia menjabat sebagai Ketua Aliansi Antar Etnis Kalimantan Barat, serta terlibat dalam sejumlah lembaga sosial dan kemasyarakatan lainnya. Kemampuannya dalam menjembatani perbedaan dan membangun dialog antar kelompok membuatnya dijuluki banyak pihak sebagai “Pendekar Diplomasi” — sosok yang pandai menengahi, merangkul, dan mempersatukan.
Di dunia politik, Sunandar juga pernah menunjukkan komitmennya untuk mengabdi kepada masyarakat melalui jalur formal. Ia sempat maju dalam Pemilihan Bupati Mempawah, langkah yang mencerminkan keberanian dan tekadnya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat secara langsung. Meski tidak selalu tampil di garis depan publik, Sunandar tetap aktif berkontribusi melalui gagasan, kegiatan sosial, dan aksi nyata di lapangan.
Pribadinya dikenal sederhana namun berwibawa, ramah tetapi tegas, serta memiliki keteguhan prinsip dalam memperjuangkan keadilan sosial dan kerukunan antar masyarakat. Banyak yang menilai bahwa karisma Sunandar lahir bukan dari jabatan atau posisi, melainkan dari ketulusan dan konsistensinya dalam membangun hubungan lintas komunitas.
Bagi banyak pihak, Sunandar, SE bukan hanya tokoh Madura di Kalimantan Barat, tetapi juga simbol persatuan dan keteguhan dalam keberagaman. Ia menunjukkan bahwa menjadi pemimpin sejati bukanlah soal kekuasaan, melainkan kemampuan untuk diterima, didengar, dan dihormati oleh semua kalangan — tanpa batas etnis maupun status sosial.
Editor : Tim Teras Indonesia News | Penulis : Totas | Narasumber : Ical

