TerasIndonesiaNews.Com – PONTIANAK, 14 November 2025
Serangkaian kecelakaan yang melibatkan truk kontainer dan kendaraan besar kembali terjadi di sejumlah ruas jalan Kota Pontianak. Peristiwa yang berulang ini memicu kegelisahan masyarakat yang menilai belum ada langkah strategis dari Pemerintah Kota Pontianak untuk mencegah jatuhnya korban berikutnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, laporan kecelakaan kendaraan berat terus bermunculan di media sosial maupun kanal aduan warga. Meski tidak semua kejadian dipublikasikan secara detail, pola insiden yang serupa membuat publik mempertanyakan efektivitas pengaturan lalu lintas dan pengawasan kendaraan berat di wilayah perkotaan.
Warga Minta Aturan Tegas
Sejumlah warga yang bermukim di sekitar titik rawan kecelakaan menyampaikan keluhan bahwa kendaraan besar seharusnya memiliki pengaturan ketat terkait jam operasional, batas kecepatan, serta jalur yang diperbolehkan.
“Sudah terlalu sering terjadi. Kami butuh kebijakan nyata, bukan imbauan tanpa tindakan. Jangan menunggu ada korban lagi,” ujar seorang warga di kawasan kejadian.
Ketua Forum Bela Negara Kota Pontianak Angkat Suara
Ketua Forum Bela Negara Kota Pontianak, TOTAS MRG, ikut menyoroti situasi yang menurutnya sudah masuk kategori darurat keselamatan publik. Ia menegaskan bahwa setiap kejadian kecelakaan berulang merupakan tanda kuat perlunya evaluasi dan pembenahan kebijakan oleh Pemkot.
“Setiap korban jiwa adalah alarm. Pemerintah tidak boleh menunggu sampai ada korban berikutnya baru bergerak. Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas tertinggi,” tegas TOTAS MRG.
Ia menyebut bahwa berbagai kota di Indonesia sudah lebih dulu menerapkan pengaturan ketat bagi kendaraan berat, mulai dari pembatasan jam operasi, penindakan pelanggar, hingga pemisahan jalur untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.
“Pontianak sudah berkembang pesat. Pengaturan kontainer harus jelas: jam operasi, jalur khusus, dan pengawasan efektif. Jika perlu, bentuk satuan khusus pengawas kendaraan berat,” tambahnya.
Pemkot Diminta Tidak Berdiam Diri
TOTAS MRG juga mengingatkan pemerintah kota untuk lebih responsif terhadap rasa tidak aman yang dirasakan masyarakat.
“Warga menunggu empati dan tindakan dari pemimpinnya. Ketika masyarakat merasa terancam keselamatannya, pemerintah wajib hadir. Diam bukan pilihan,” ujarnya.
Menurutnya, kritik ini bukan serangan, tetapi dorongan agar keselamatan publik menjadi perhatian utama.
Seruan Evaluasi Menyeluruh
Sejumlah pemerhati transportasi menilai bahwa langkah-langkah berikut harus segera dilakukan Pemkot:
Evaluasi jalur yang dilalui kendaraan besar
Pemasangan rambu pembatas kelas jalan
Penertiban perusahaan logistik yang mengoperasikan truk di luar jam yang direkomendasikan
Perbaikan manajemen lalu lintas di titik-titik rawan kecelakaan
Dengan semakin meningkatnya mobilitas dan kepadatan Kota Pontianak, masyarakat kini menunggu langkah konkret dari Wali Kota beserta instansi terkait agar insiden serupa tidak kembali memakan korban.
Editor : Tim Teras Indonesia News | Narasumber : Totas FBN | Penulis : Edi Samat

