PONTIANAK, TERAS INDONESIA NEWS||Ketertutupan informasi publik di lingkungan Kantor Wilayah Bea dan Cukai Kalimantan Barat mendapat sorotan tajam dari Lumbung Informasi Rakyat (LIRA). Ketua Investigasi LIRA Kalbar, Totas, menilai lembaga tersebut menunjukkan sikap yang tidak transparan dalam menangani sejumlah kasus penangkapan yang terjadi belakangan ini.
Dalam keterangannya, Totas menyebut bahwa publik berhak memperoleh kejelasan mengenai tindak lanjut atas berbagai penindakan yang dilakukan oleh Bea Cukai, terutama menyangkut dugaan penyelundupan dan pelanggaran kepabeanan.
Beberapa kali terjadi penangkapan, namun tidak pernah ada kejelasan hasilnya. Publik hanya tahu dari pemberitaan awal, setelah itu senyap. Ini bukan soal rahasia negara, tapi soal akuntabilitas lembaga publik,” ujar Totas di Pontianak, Jumat (18/10).
Ia menilai, kecenderungan Bea Cukai untuk menutup informasi justru menimbulkan keraguan dan kecurigaan publik terhadap integritas proses hukum yang berjalan.
Menurutnya, setiap langkah penegakan hukum semestinya disampaikan secara terbuka agar tidak menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.
Transparansi adalah bagian dari tanggung jawab moral institusi publik. Jangan sampai muncul kesan adanya tebang pilih atau permainan di balik proses penanganan perkara,” tegasnya.
Totas menambahkan, sikap tertutup tersebut dapat menggerus kepercayaan masyarakat terhadap lembaga yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan ekonomi negara. Ia meminta Bea Cukai untuk tidak berlindung di balik alasan “prosedur internal” ketika publik menuntut penjelasan.
Kalau memang penegakannya sesuai aturan, tidak ada alasan untuk menutupi data. Justru dengan membuka informasi, kepercayaan publik akan tumbuh,” ujarnya.
Sumber: Ketua Tim Investigasi LIRA
Penulis: Faisal
Editor: Bima
